Prodi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Kudus Lakukan Pendampingan Psikospiritual terhadap Warga Terdampak Banjir berkolaborasi dengan TCPB Kudus

Blog Single

Kudus, 24 Maret 2024 - Prodi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Kudus turut berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan pendampingan masyarakat terdampak banjir yang melanda Kudus dan sekitarnya beberapa bulan terakhir di tahun 2024. Kegiatan pendampingan psikospiritual dipilih sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat berbasis keilmuan utama prodi Tasawuf dan Psikoterapi yang memang konsen pada ranah kesejahteraan spiritual (spiritual wellbeing). Kegiatan pendampingan kali ini difokuskan di Balai Desa Gulang Kecamatan Mejobo Kudus yang menampung sejumlah kurang lebih 236 orang. Pada kegiatan tersebut prodi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Kudus, yang telah resmi menjadi anggota Trauma Center Penanganan Bencana (TCPB) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus sejak 2023, melakukan dua kluster layanan pendampingan psikospiritual di kalangan dewasa dan anak-anak. Pendampingan psikospiritual bagi kalangan dewasa dikoordinir oleh Ibu Atika Ulfia Adlina, M.S.I serta 5 mahasiswa asisten pendamping dari semester 4, Ocha Arbella, Ratna Noor Aeni, Shavinka Dwi Ristanti, Naila Adelia (semester 6) dan Muhammad Sarif Hidayat (semester 2). Sementara itu untuk layanan pendampingan psikospiritual kluster anak-anak dikoordinir oleh Ibu Erina Rahmajati, M.Psi beserta asisten pendamping dari kalangan mahasiswa, Nabilah Maulidya Sari, Noor Laela Anjarwati, Elsa Kamaliyatus, Elok Nasihatul Haqiqoh, Serly Setyaningsih (semester 4).

Dalam upaya memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anak pengungsi, khususnya yang berusia 1-7 tahun, Ibu Erina Rahmajati, M.Psi bersama 4 mahasiswa Prodi TP IAIN Kudus memberikan terapi bermain guna mengurangi kecemasan dan menghadirkan keceriaan korban banjir. Terapi bermain yang diberikan tidak hanya sekadar kegiatan menyenangkan, tetapi juga dirancang untuk merangsang aktivitas fisik dan kreativitas anak-anak. Mulai dari bernyanyi dan menari, membuat origami berbentuk bebek yang melibatkan pengenalan habitat bebek yang tinggal di air, hingga sesi mewarnai bersama dengan para relawan. Tujuan kegiatan ini, untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga sumber daya air dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini kepada anak-anak pengungsi ini. Para orang tua anak-anak pengungsi pun turut berterima kasih atas inisiatif baik yang dilakukan oleh para relawan. Mereka mengakui bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan keceriaan kepada anak-anak, tetapi juga menjadi momen berharga dalam proses pemulihan psikologis mereka.

Pendampingan psikospiritual pada kalangan dewasa diawali dengan sambutan pengantar dari Bapak Syarif selaku koordinator lapangan tim TCPB. Selanjutnya Ibu Atika Ulfia Adlina, M.S.I dengan mengajak warga terdampak untuk menyadari segala anugerah Allah atas kesehatan, keselamatan dan kekuatan sehingga mampu menghadapi musibah banjir dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ibu Atika juga membimbing warga melakukan self healing menggunakan prosedur terapi tasawuf dengan terapi tapping sebagai pendukung. Terapi Akupresur dan bekam sufistik juga ditambahkan oleh Ibu Salmah Fa’atin, M.Ag sebagai pelengkap untuk membantu meringankan keluhan-keluhan fisik yang dirasakan warga, seperti pusing, badan tidak nyaman hingga pegal-pegal. Pelaksanaan terapi sufistik dengan terapi komplementer dilakukan dalam kelompok kecil dengan dibimbing oleh 1-2 dosen dan mahasiswa. Selanjutnya pendampingan psikospiritual dilaksanakan secara individual dengan teknik mendengarkan keluhan warga. Mendengar sejatinya adalah terapi ampuh, karena dengan didengar telah terurai problem kehidupan.   

Selama kurang lebih 2 jam pendampingan psikospiritual dilakukan, acara ditutup dengan refleksi klasikal dan berdoa bersama. Memohon ampun Allah atas segala kekhilafan dan kealpaan dalam mengabdikan diri kepada Nya, serta memohon ridlo Nya atas segala kegiatan dan aktifitas yang telah dilakukan.       

Share this Post1:

Galeri Photo