Prof. Handoyo Puji Widodo: Merdeka dalam Menulis

Blog Single

Hari kamis tanggal 05 Maret 2020 bertempat di Perpustakaan IAIN Kudus lantai 4, Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) bekerja sama dengan Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus sukses menyelenggarakan Workshop Academic Writing dengan menghadirkan narasumber handal yaitu Prof. Handoyo Puji Widodo. Tema Workshop academic writing tersebut adalah "Meracik artikel terindeks Scopus di Bidang Sosial Keagamaan". Acara workshop pagi itu dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang terdiri dari alumni prodi AFI dan TP, sejumlah sivitas akademika dari lingkungan IAIN Kudus, Beberapa kolega dari PTKIN Lain seperti IAIN Kediri, UIN Walisongo, UNISNU Jepara dst, kemudian dari unsur di luar instansi pendidikan seperti Balai Litbang Semarang, FKUB juga turut memeriahkan acara worskhop tersebut. Dr. Masrukhin, M. Pd selaku dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus sekaligus yang membuka acara workshop pada hari itu menuturkan bahwa worskhop academic writing ini harus benar-benar memberikan pandangan yang baru dan mampu memberi spirit bagi sivitas akademika agar geliat menulis terlebih artikel yang berindeks scopus mampu kita tembus. Workshop academic writing yang dimulai sekitar pukul 08.30 terbilang sukses sebab mampu mempertahankan peserta untuk tetap bertahan di ruangan sampai acara workshop selesai yaitu sekitar pukul 17.00 WIB. 

Antusias para peserta demikian tinggi dan ditambah dengan pemaparan dari prof. Handoyo yang begitu gamblang, jelas, mudah dimengerti mampu memberikan inspirasi bagi peserta. Zuhdi misalnya yang berasal dari IAIN Kediri mengungkapkan bahwa perjalanan yang dia tempuh selama hampir 9 jam terbayar dengan pemaparan prof. Handoyo sekaligus keteladan beliau. Manijo salah satu peserta yang juga turut hadir dalam acara itu juga menegaskan bahwa kebaruan dalam paradigma penelitian yang dijelaskan prof. Handoyo sangat memberi inspirasi. Manijo juga berharap workshop ini benar-benar akan membuat para peserta lebih produktif dalam menuangkan ide/gagasan/temuan menjadi sebuah artikel. Diakui oleh peserta lain, Adlina misalnya juga menegaskan bahwa sebenarnya scopus hanya bagian kecil dari dunia menulis. Scopus barangkali bisa menjadi barometer kualitas sebuah artikel, tapi scopus bukan segala-galanya. Wejangan lain yang disampaikan prof. Handoyo tentang bagaimana menulis artikel terindeks scopus yang bersyariah adalah suka atau tidak suka, mereka yang mau terseok-seok nulis dan publikasi di jurnal internasional tak berbayar adalah pemenangnya.

Share this Post1: